aktivis hukum
alat tani
alsintan
combine
Daerah
dugaankorupsi
Hukum
jonder
kasus
Kriminal
penyalahgunaanwewenang
tokohbesar
Sulitnya Menangani Kasus Dugaan Jual-Beli Alsintan di Bone, Aktivis Hukum: Disinyalir Ada Tokoh Besar di Belakangnya
BONE - Kasus dugaan jual-beli dan sewa bantuan Alat dan Mesin Pertanian (alsintan) ke kelompok tani di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan bernilai miliaran rupiah masih menjadi polemik lantaran tidak adanya perkembangan berarti. Kini kasusnya telah menggelinding jauh setelah resmi dilaporkan hingga ke meja Kejaksaan Agung di Jakarta oleh salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bone.
Ikut tergugah setelah memperhatikan adanya beberapa kejanggalan dari proses penanganan hukum yang dianggap berbelit-belit, salah satu Aktivis Hukum di Bone pun ikut bersuara. Dirinya menilai, Aparat Penegak Hukum (APH) khususnya Kepolisian terkesan abai, meski kasus ini telah ribut berlarut-larut.
Ironisnya, bukti petunjuk berupa sejumlah kelompok tani yang sebelumnya ribut mengenai hal ini seolah hilang terbungkam.
"Mestinya kasus ini ditangani Pihak Tipidkor Kepolisian Polres Bone, lokus deliktinya di sini, apalagi sebelumnya sempat ribut di Bone, sejumlah media juga angkat, tapi APH seolah tutup mata. Parahnya, sejumlah kelompok tani yang sebelumnya bersuara di media tentang kondisinya, kini hilang seolah ada yang tekan. Ini bukan delik aduan. Ada apa sebenarnya di Bone ini," ungkap Andi Asrul Amri, Aktivis hukum di Bone.
Selain itu, Andi juga menilai jika fenomena hukum yang terkesan kaku sarat berbagai macam intrik, hal ini justru disinyalir sarat akan tekanan dari dugaan keberadaan pengaruh dan kekuasaan yang besar dari penanganan kasus yang dinilai jumbo ini.
"Kalau melihat dari kondisi yang ada, ini memang terkesan penuh tekanan, seolah APH takut menangani kasus ini. Padahal, objeknya kan ada, tapi penanganannya berlarut-larut. Tentunya ada yang memiliki power yang besar dibelakangnya sampai bisa seperti ini," terangnya.
Penanganan kasus serupa diberitakan juga sempat ditangani Pihak Kejaksaan Negeri Bone sebelumnya, namun juga tidak ada kejelasan.
Dari hasil investigasi dan informasi yang dihimpun menunjukkan sejumlah kejanggalan yang mengerucut pada adanya konspirasi jahat dalam penyalahgunaan bantuan negara, demi memperoleh keuntungan pribadi secara terorganisir. Dimana, pada jenis temuan alsintan seperti mesin combine dan jonder traktor pada dasarnya tidak diserahkan ke kelompok tani, akan tetapi hanya sebatas 'atas-nama' saja untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan barang alsintan sesuai aturan yang ditetapkan.
Selanjutnya, alsintan tersebut dikuasai oleh pengusaha/ pemodal di kecamatan itu dengan membayar Rp 130 juta untuk jonder dan Rp 250 juta untuk mesin combine.
Dikonfirmasi terpisah, salah satu petani yang berdomisili di Kecamatan Salomekko, Kabupaten Bone Sulsel enggang dimediakan namanya mengungkap tentang sulitnya mendapatkan akses untuk memperoleh bantuan alsintan ini di Bone. Bukan tanpa alasan, disebut bantuan, tapi dirinya harus sepakat membayar ratusan juta rupiah untuk memilikinya atau dengan alternatif jasa sewa di ketua kelompok.
"Itupun kalau dapatki dan dekatki seorang Penyuluh pertanian, sedangkan ini sudah dibeli oleh seseorang yang katanya dekat penguasa, tetapi siapa tahu ada kita dapat dan bisa saya difasilitasi dapat bantuan alsintan itu dan pasti adaji itu uang jasanya, kalau jenis combine kita bisa kasikki 100 jutaanlah," ungkapnya.
(Zul)
Anda sekarang membaca artikel Sulitnya Menangani Kasus Dugaan Jual-Beli Alsintan di Bone, Aktivis Hukum: Disinyalir Ada Tokoh Besar di Belakangnya dengan alamat link https://www.wartapolitika.com/2025/09/sulitnya-menangani-kasus-dugaan-jual.html
0 Comments: