INFO Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Kasus Dugaan Jual Beli Alsintan di Bone Turut Dimainkan Oknum Anggota LSM

Kasus Dugaan Jual Beli Alsintan di Bone Turut Dimainkan Oknum Anggota LSM

BONE - Kasus dugaan jual-beli dan sewa bantuan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) ke kelompok tani di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan yang bernilai miliaran rupiah kini tengah menjadi sorotan dan perhatian publik. Meski berusaha ditutup rapi, sejumlah masyarakat yang merasa telah jenuh dengan kondisi pembodohan itu pun nekat bersuara, Dirinya berusaha membongkar mengenai sistem terorganisir yang digunakan para pemain dalam penyaluran jual-beli alsintan ini.

"Satuji ketua kelas, koordinator yang banyak. Koordinatornya ini bertugas memasarkan dan bertanggung jawab disetiap wilayah, seperti ke utara, selatan, barat dan wilayah lainnya. Jadi, masing-masing koordinator nantinya akan menyerahkan setoran ke ketua kelas disetiap tranksaksi penjualan alsintan," ungkap Ar, Narasumber terpercaya yang disembunyikan identitasnya saat kembali di konfirmasi.

Bukan tanpa alasan menurutnya, bisnis haram yang mestinya ditujukan demi kesejahteraan kelompok tani ini disebut menggiurkan, lantaran menjanjikan keuntungan yang besar hingga ratusan juta rupiah. 

"Kalau yang untuk mesin combine itu setorannya 180 juta. Koordinator wilayah kadang tawarkan itu sampai 250 juta, jadi selisihnya itulah yang kemudian dibagi sama marketing," terang Ar.

Selain menyebutkan tugas dan peran para pelaku, Ar juga ikut mengungkap tentang metode alur pembayaran dari setiap alsintan yang berhasil terbayarkan dan disetor.

"Kalau pembayarannya banyakan pakai tunai. tapi ada juga sempat saya dapat bukti transferan, lumayan 70 juta. Ini valid dan bisa kita buktikan kalau ini dari hasil jual-beli alsintan," ungkapnya.

Tak ingin dinilai mengada-ada, Ar juga nekat menyebutkan salah satu pemain yang dipastikannya menjadi koordinator dalam jalur permainan dugaan jual-beli alsintan ini.

"Ada inisial M, katanya pimpinan LSM di Bone, saya pastikan dia juga salah satu koordinator. Jaringannya memang bagus, ada dilingkaran tokoh-tokoh kekuasaan. Tapi tidak ada masalah, saya hanya menyampaikan yang benar dan ada bukti-buktinya," Tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, jika kasus dugaan jual-beli dan sewa alsintan ke kelompok ini telah ramai disorot dan diberitakan sejumlah media sebelumnya, namun hingga saat ini belum terlihat adanya penanganan yang serius dan jelas oleh Aparat Penegak Hukum di Kepolisian ataupun Kejaksaan Bone. Hal ini pun kemudian mengundang sinyal dari publik tentang buruknya penanganan tentang kasus ini yang dinilai penuh tekanan dan intervensi dari keberadaan yang dinilai kuasa, meski laporan telah masuk.

Hal ini pun ikut dikemukakan salah satu Aktivis Hukum di Bone. Dirinya menilai, Aparat Penegak Hukum (APH) terkesan kaku penuh dengan tekanan dari dugaan pengaruh keberadaan power yang besar dibelakang kasus yang dinilai jumbo ini.

"Kalau melihat dari kondisi yang ada, ini memang terkesan penuh tekanan, seolah APH takut menangani kasus ini. Padahal, objeknya kan ada, tapi penanganannya berlarut-larut. Tentunya ada yang memiliki power yang besar dibelakangnya sampai bisa seperti ini," Ungkap Andi Asrul Amri, Selasa (2/9/25).

Pernyataan ini pun bukan tanpa alasan, dari hasil investigasi dan informasi yang dihimpun menunjukkan sejumlah kejanggalan yang mengerucut pada adanya konspirasi jahat dalam penyalahgunaan bantuan negara, demi memperoleh keuntungan pribadi secara terorganisir.

Yang mana, pada jenis temuan alsintan seperti mesin combine dan jonder traktor pada dasarnya tidak diserahkan ke kelompok tani, akan tetapi hanya sebatas 'atas-nama' untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan barang alsintan sesuai aturan yang ditetapkan. 
Selanjutnya, alsintan tersebut dikuasai oleh pengusaha/ pemodal di kecamatan itu dengan membayar Rp 130 juta untuk jonder dan Rp 250 juta untuk mesin combine. 

Dikonfirmasi terpisah, salah satu petani yang berdomisili di Kecamatan Salomekko, Kabupaten Bone Sulsel enggang dimediakan namanya mengungkap tentang sulitnya mendapatkan akses untuk memperoleh bantuan alsintan ini di Bone. Bukan tanpa alasan, disebut bantuan, tapi dirinya harus sepakat membayar ratusan juta rupiah untuk memilikinya atau dengan alternatif jasa sewa di ketua kelompok.

"Itupun kalau dapatki dan dekatki seorang Penyuluh pertanian, sedangkan ini sudah dibeli oleh seseorang yang katanya dekat penguasa, tetapi siapa tahu ada kita dapat dan bisa saya difasilitasi dapat bantuan alsintan itu dan pasti adaji itu uang jasanya, kalau jenis combine kita bisa kasikki 100 jutaanlah," ungkapnya.
(Zul)
Anda sekarang membaca artikel Kasus Dugaan Jual Beli Alsintan di Bone Turut Dimainkan Oknum Anggota LSM dengan alamat link https://www.wartapolitika.com/2025/09/kasus-dugaan-jual-beli-alsintan-di-bone.html

0 Comments:

Responsive

Ads

Here